Portal Berita Derah, Nasional dan Global

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Selasa, 27 Juli 2021

Pelajar Asal Gentan Sukoharjo dan Tiga Pelajar dari Kota Lain Sabet Medali di Olimpiade Biologi Internasional di Lisbon

Para pelajar yang menang dalam kompetisi International Biology Olympiad (IBO) 2021 di Lisbon, Portugal. 

SOLOSKOY.COM, SUKOHARJO - Empat pelajar dari Indonesia menorehkan prestasi membanggakan bagi bangsa. 

Mereka berhasil meraih prestasi luar biasa dalam kompetisi International Biology Olympiad (IBO) 2021 yang berlangsung di Lisbon, Portugal. 

Mereka mengalahkan para pelajar lain dari berbagai negara yang ikut berkompetisi dalam ajang kejuaraan internasional ini. 

Kompetisi olimpiade biologi internasional ini berlangsung dari tanggal 18-23 Juli 2021 dan diikuti pelajar dari berbagai negara termasuk Indonesia. 

Dalam kompetisi yang berlangsung di Lisbon ini, pelajar Indonesia sukses membawa pulang satu medali perunggu, dua perak, dan satu emas.

Empat Kota

Para pelajar berprestasi ini daRi empat kota yaitu Nathanael Tjandra, siswa kelas XI SMAK Calvin DKI Jakarta meraih medali emas, Farrel Alfaza Marsetyo, pelajar kelas XII MAN Insan Cendekia, Serpong dan Leonard Hartanto Jososudarmo, siswa kelas XII SMAK Penabur Cirebon yang masing-masing meraih medali perak, serta Nathaniel Teopilus, siswa Kelas XI SMA Kristen Imanuel Pontianak, yang meraih medali perunggu.

"Sungguh membanggakan! Semoga prestasi ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi #SobatPrestasi semua untuk berjuang berprestasi yaa!,” tulis akun Instagram Pusat Prestasi Nasional, 25 Juli 2021.

Salah satu pelajar tersebut berasal dari Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jateng yakni Farrel Alfaza Marsetyo. 

Putra dari pasangan Dwi Marsetyo - Indriyati Yuni Astuti ini mengaku gembira dan bangga bisa meraih medali perak di ajang olimpiade keilmuan tingkat internasional tersebut. 

"Tentu senang dan bangga bisa meraih medali, apalagi persaingan dari berbagai negara juga tidak ringan dan ketat. Bangga bisa membawa nama harum nama Indonesia di ajang internasional,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (27/7/2021).

Tidak Mudah

Farrel menceritakan, untuk bisa sampai ke babak ini tidaklah mudah lantaran prosesnya cukup lama. Mulai dari seleksi, pendaftaran, penyisihan hingga masuk ke ajang  kompetisi internasional pada Juli tahun ini. 

Keempat pelajar asal Tanah Air ini harus bersaing dan beradu otak dengan para pelajar dari 76 negara.

"Alhamdulillah, puji syukur kami mampu bersaing dan menuai hasil memuaskan,” tutur Farrel yang tinggal di Gentan Asri 1 RT 04 RW 06 ini.  

Bukan kali ini saja Farrel berhasil meraih medali perak di ajang tersebut. Pada ajang sebelumnya tahun 2020, dia juga sukses meraih medali perak di ajang IBO 2020 saat dilangsungkan di Jepang. 

Tidak Tatap Muka

Akibat kondisi pandemi Covid-19 yang masih menyelimuti seluruh dunia, pelaksanaan Olimpiade Biologi Internasional ini memang tidak dilaksanakan secara tatap muka. 

Hal ini disampaikan oleh Coordinator of IBO 2021, José Matos, kepada seluruh peserta IBO 2021.

"Saya sangat sedih untuk memberi tahu Anda bahwa sekali lagi tidak mungkin untuk menjadi tuan rumah IBO tatap muka, karena situasi pandemi yang telah diciptakan oleh virus SARS-CoV-2 di seluruh dunia," tulisnya di ibo-info.org yang dipublis pada Februari 2021 lalu. 

Olimpiade biologi ini tetap dilaksanakan meski secara daring.

Pelaksanaan tes dibagi menjadi dua bagian yakni ujian teori dan ujian praktik serta teori campuran. 

Walaupun demikian pelaksanaan IBO 2021 secara ketat berdasarkan prinsip-prinsip Pedoman Operasional IBO.

Pemusatan Lomba

Farrel Alfaza Marsetyo menambahkan, pada saat berlangsung berkompetisi IBO itu, dia harus menjalani pemusatan lomba di salah satu hotel di Solo bersama panitia dari Jakarta untuk membantu teknis saat lomba. 

"Kami harus menggunakan beberapa kamera sebagai kontrol dari panitia internasional. Karena online maka dibutuhkan akses internet yang kuat. Sehingga harus ada tempat khusus di hotel dibantu panitia dari Pusat Prestasi Nasional,” katanya.

Masing-masing peserta dicecar dengan berbagai soal dan pertanyaan dari dewan juri di Lisbon Portugal. 

"Meski kami berempat tetapi saat kompetisi, ujiannya masing-masing pribadi. Kemudian dijumlah nilainya masing-masing,” ujar Farrel. (jun)

Share:

1 comments: