Pengurus BPPD Surakarta dan PRSSNI Surakarta berfoto bersama setelah penandatanganan kerja sama. |
SOLOSKOY.COM, SOLO - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Surakarta melakukan penandatanganan kerja sama dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional (PRSSNI) Cabang Surakarta dalam bidang promosi dan ekspos kegiatan pariwisata.
Penandatanganan kerja sama di The
Sunan Hotel Solo, Jumat (18/09/2021), tersebut dihadiri pengurus BPPD Kota
Surakarta dan para pelaku bisnis media penyiaran radio di Kota Solo.
Kerja sama kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan berkas MOU oleh Ketua BPPD Kota
Surakarta, Retno Wulandari, dan Ketua PRSSNI Cabang Surakarta, Kresna Wicaksono
Nugroho.
Melalui perjanjian kerja sama ini
diharapkan masing-masing pihak bisa meningkatkan kerja sama dan sinergi promosi
untuk penguatan program pariwisata di Kota Surakarta.
Diskusi "Radio Talk"
Dalam kesempatan tersebut
sekaligus digelar diskusi Radio Talk bertajuk “Peran Radio dalam Promosi
Pariwisata” yang menghadirkan narasumber Komisioner Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jawa Tengah, Anas Syahirul Alim, dan Praktisi Senior Radio, Guntoro Widiastanto.
Menurut Anas, dirinya masih
sangat optimistis radio akan tetap eksis meski menghadapi tantangan di era
disrupsi saat ini.
Justru sekarang, katanya, format
radio di era kekinian harus bisa memanfaatkan kemajuan platform komunikasi.
Jika itu bisa dilakukan maka peluang eksistensi radio dalam menjangkau audiens
akan semakin besar. Termasuk, membantu mempromosikan sektor pariwisata.
Masih Eksis
“Kalau ada yang sering tanya,
apakah radio masih ada maka selalu saya jawab radio masih eksis,” tegasnya, dalam siaran pers yang dikirim BPPD Solo kepada SoloSkoy.com, Senin (20/09/2021).
“Regenerasi audiens radio terus berjalan, kaum
milineal masih tetap mendengarkan radio, tentu dengan cara mereka. Selain lewat
mobil, juga dengan streaming lewat gadget mereka,” kata Anas.
Berkembangnya kanal media
baru berbasis internet, ucap Anas,
membuat radio menghadapi tantangan yang besar. Kuncinya ada pada kreatifitas,
adaptasi dan inovasi yang dibutuhkan radio untuk bertahan.
“Kompetisi radio tak hanya dengan
sesama radio, atau dengan televisi maupun koran. Tetapi juga harus berkompetisi
dan mengakomodasi media-media baru di era digital,” papar Anas.
Berperan Strategis
Anas juga menambahkan radio punya
peran sangat strategis untuk promosi dan
pengembangan pariwisata, apalagi di tengah kondisi pariwisata yang sedang
terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Lewat narasinya, radio bisa
menggerakkan masyarakat untuk bisa datang ke tempat wisata dengan penggambaran
yang lengkap. Atau menggerakkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di
lokasi wisata dan seterusnya,” kata Anas.
“Kita berharap radio bisa
menyuguhkan narasi cerita yang komplet tentang kegiatan wisata, sehingga nikmat
dikonsumsi sambil nyetir mobil atau sambil kegiatan lain,” ujarnya.
Sedangkan Guntoro Widiastanto menyebutkan,
kunci pengelolaan radio agar tetap eksis ada di SDM (Sumber Daya Manusia) dan
programnya.
Acara “Kering”
Contoh sederhana, pemahaman
penyiar terhadap acara atau program yang dibawakan sangat penting. Karena Guntoro
sering mengamati program acara “kering”,
karena penyiar sendiri kurang memiliki bekal terhadap acara yang dibawakan.
Dia juga menyarankan untuk mendukung
pariwisata, radio bisa menggunakan ikon-ikon tertentu baik program maupun
lokasi-lokasi yang menjadi tujuan wisata dalam program siaran mereka.
Sementara itu Ketua BPPD Kota
Surakarta, Retno Wulandari menuturkan di situasi pandemi di mana mobilitas
dibatasi, minat mendengarkan radio semakin tinggi, sehingga momentum ini bisa
digunakan untuk mendukung program percepatan kebangkitan sektor pariwisata.
“Informasi tentang penerapan
protokol kesehatan, capaian vaksinasi serta pembukaan destinasi wisata kembali
sangat bermanfaat untuk masyarakat atau wisatawan yang akan datang ke Kota
Solo,” tuturnya. (jun)
Kerja sama yg apik.
BalasHapusTop!
BalasHapus