Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (tiga dari kiri) saat Tirakatan menyambut HUT ke-75 PWI/HPN ke-36 di Solo, Senin (8/02/2021) malam. (FOTO : ISTIMEWA)
SOLOSKOY.COM, SOLO –Tirakatan menyambut HUT ke-75 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) atau Hari Pers Nasional (HPN) ke-36 digelar di tempat lahirnya organisasi Persatuan Wartawan, Monumen Pers Nasional (MPN) Surakarta Jalan Gajah Mada, Solo, Senin (8/02/2021) malam.
Suasana malam tirakatan sempat diwarnai keharuan.
Hal itu terjadi
saat Ketua Dewan Kehormatan PWI Surakarta Begog D Winarso dengan suara
terbata-bata memberikan tumpeng kepada FX Hadi Rudyatmo alias Rudy.
Rudy adalah anggota
kehormatan PWI yang juga Wali Kota Solo yang bakal lengser pada 17 Februari 2021 setelah bertugas selama 10 tahun sebagai Wali Kota Solo
dan lima tahun sebagai Wakil Wali Kota Solo.
"Pak
Rudy ini contoh nyata, pemimpin yang merakyat," kata Begog.
"Ditulis
wartawan jelek tidak pernah marah, dan sering melempar humor guyon gayeng
sehingga hubungannya erat njobo-njero dengan wartawan," ujarnya memuji Rudy.
Acara
tumpengan yang dikemas dalam suasana duduk lesehan namun tetap menerapkan
protokol kesehatan itu dibuka oleh Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul.
Sementara
Kepala Monumen Pers Nasional (MPN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
Widodo Hastjaryo mengharapkan momentum peringatan HPN tahun 2021 mampu membakar semangat berjuang kaum jurnalis dalam rangka
memutus penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Dengan cara berpartisipasi secara aktif dalam menyebarkan pesan optimistisme di berbagai lapisan masyarakat," ujarnya.
Selain Kepala Monumen Pers Nasional (MPN) Solo, tokoh yang berpidato adalah wartawan sepuh Drs Ichwan Dardiri (82), dan Kapolresta SoloKombes Pol Ade Safri Simanjutak serta Rudy.
Rudy berseloroh mengatakan memilih menjadi Sunan Jaga Kali daripada ditunjuk sebagai pejabat penting di Jakarta jika tak lagi menjabat beberapa hari mendatang.
"Saya
telah bertugas mengabdi sekitar 15 tahun di birokrasi Pemkot Solo," kata dia.
"Saya masih
banyak kekurangan, meski saya juga bangga telah berhasil mengubah mindset
birokrasi Pemerintah Kota Solo," papar Rudy.
Rudy
menuturkan dirinya tidak meninggalkan apa-apa kecuali Lurik dan Lima Mantap.
Lurik
maksudnya Lurus dalam pengabdian, Ikhlas dalam pelayanan, sedangkan dan lima
“Mantap” adalah mantap kejujuran, mantap kedisiplinan, mantap pelayanan, mantap
organisasi, dan mantap gotong royong.
"Lurik dan Mantap itu telah tertancap dalam di lingkungan birokrasi Pemkot Solo, dan saya bangga dengan hal itu," katanya menegaskan. (*)
Pak rudy dekat dengan kalangan wartawan
BalasHapus