Portal Berita Derah, Nasional dan Global

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Jumat, 12 Februari 2021

Geger Terbaru di Keraton Solo : Rombongan Gusti Moeng Terkurung Atau Sengaja Tak Mau Keluar dari Keputren?

 

Beberapa abdi dalem meninggalkan depan pintu utama Keraton Solo setelah gagal mengantarkan makanan untuk rombongan Gusti Moeng yang terkurung di dalam keraton, Jumat (12/02/2021) malam. (FOTO : Instargram GKR Rumbai)

SOLOSKOY.COM, SOLO – Tak beda dari keluarga-keluarga lain di Indonesia, keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) kadang-kadang pun berkonflik.

Hanya, karena menyangkut bekas kerajaan, kalangan bangsawan, konflik di Keraton Solo senantiasa menarik perhatian.

Adapun pihak-pihak yang sejak beberapa tahun lalu hingga kini terlibat konflik adalah Raja Paku Buwono (PB XIII) Sinuhun Hangabehi dan adik kandungnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari alias Koes Moertijah alias Gusti Moeng yang menjabat Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo.

Konflik dan geger terkini, muncul kabar Gusti Moeng dan keponakannya (anak kandung Hangabehi), GKR Timoer alias GRAj Rumbai Kusuma Dewayani, bersama sejumlah abdi dalem terkurung dan dikunci di dalam keraton sejak Kamis (11/02/2021) siang.

Hal ini diketahui publik antara lain lewat akun Instagram GKR Timoer alias GRAj Rumbai Kusuma Dewayani, puteri Sinuhun yang dalam konflik internal keraton memihak ke pihak tantenya, Gusti Moeng.

Sedangkan menurut suami Gusti Moeng, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi, kepada wartawan, rombongan istrinya semula terkurung di bagian utama dalam keraton lalu pindah ke bagian Keputren, dan tak bisa keluar lagi.

Bahkan Eddy juga mengatakan bahwa di Keputren tak ada fasilitas kompor dan gas untuk memasak sehingga rombongan Gusti Moeng kelaparan.

“Aliran listrik pun dimatikan,” kata dia, Kamis.

Menurut Eddy, rombongan istrinya semula masuk ke dalam keraton karena mendengar ada pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari Jakarta datang bertamu, Kamus siang.

Ternyata, saat Gusti Moeng bersama sang keponakan dan tiga abdi dalem berada dalam keraton, katanya, pintu utama keratin langsung dikunci dari luar.

Lalu, menurut Eddy, saat rombongan Gusti Moeng bergeser ke Keputren (keraton sebelah barat), Kamis sore, giliran pintu Keputren yang dikunci dari luar.

Setelah itu, pihaknya tidak bisa membantu mereka yang terkurung (antara lain mengantarkan makanan) karena tidak diberi akses oleh pihak Hangabehi, alias tak bisa masuk ke dalam keraton.

Tidak Benar

Namun pihak Sinuhun Hangabehi melalui Wakil Pengangeng Sasana Wilapa Keraton KasunananSurakarta, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Dany Narsugama, membantah pihak Gusti Moeng. 

Dikutip TribunSolo.com, ia mengatakan, kabar adanya pengurungan kerabat Keraton Solo itu tidak benar. 

"Tidak ada pengurangan, kami luruskan itu," kata  Dany saat jumpa pers, Jumat (12/2/2021) malam, di keraton.

Bahkan Dany menyebut Gusti Moeng dan rombongannya melakukan playing victim, membuat kabar seolah-olah tidak bisa dan dilarang keluar dari dalam keraton.

Padahal, “Kalau mau keluar sekarang kami buka pintu, tidak ada yang menutupi," katanya menegaskan.

Dia juga mengatakan, sudah ada mediasi antara pihaknya dengan pihak Gusti Moeng, dengan bantuan pihak Kepolisian, namun Gusti Moeng tetap tidak mau keluar.

"Berita dikurung tidak benar, pihak Sinuhun memberikan akses 24 jam untuk keluar," kata Dany. (*)

Share:

2 comments:

Arsip